Catatan iseng di pagi Jum'at yang senggang saat banyak orang sibuk dengan rutinitas. Semoga catatan ini tidak menambah prustasi. Semoga catatan ini membantu kita menuju prestasi. Semoga catatan ini bisa dimengerti...........
Hidup bagai roda pedati begitu orang bijak berucap, kadang kita di atas dan terkadang juga kita meluncur ke bawah. Selama pedati masih berjalan, roda akan tetap berputar dan selama itu pula perubahan akan terjadi. Semua manusia tentunya menginginkan bahagia (orang bilang bahagia itu mendapatkan apa yang diharapkan). Kebahagiaan menjadi sebuah tanjung harapan bagi manusia (oleh karena itu semua orang berusaha membuat impian, merancang rencana dan melaksanakan agenda kerja).
Sekian juta tahun hidup telah memberi pesan gamblang kepada manusia bahwa, dari sekian banyak harapan hanya akan ada beberapa yang menjadi kepunyaan, dari sekian banyak impian hanya akan ada beberapa yang menghuni genggaman, dari sekian banyak cita-cita hanya akan ada beberapa yang nyata.Namun sayang pelajaran yang diulang berjuta kali itu masih belum mampu mengetuk hati manusia. Manusia masih terus dirudung duka, manusia masih terus kecewa, manusia masih terus menderita.
Penderitaan manusia selalu berasal dari harapan yang tidak menjadi kenyataan. Saat menyadari dirinya tidak seperti apa yang dilihat dalam mimpi, manusia mulai mengeluh. Saat menyadari miliknya tidak sebanyak yang ada dalam khayalan, manusia mulai gelisah. Saat menyadari prestasinya tidak segemilang dalam bayanganan, manusia mulai kecewa. Saat apa yang dia harapkan berada dalam orang lain, manusia mulai marah. Saat apa yang dia cita-citakan masuk ke dalam genggaman orang lain, manusia mulai menyerang. Saat melihat orang lain memiliki segala yang dia ingin miliki, manusia mulai prustasi.
Dalam lingkar prustasi segala kebaikan menjadi semu, semua yang kanan menjadi tidak menarik, hal-hal yang berbau putih sengaja ditinggalkan. Prustasi membawa manusia ke jurang terjal bernama 'nekat'.
Saat nekat menjadi tumpuan maka segala macam kejahatan menjadi jalan keluar. Prustasi membuat seorang pembantu membunuh majikannya, prustasi membuat istri meracuni suaminya, prustasi membuat mantan kekasih mengguna-guna wanita idamannya, prustasi membuat pesaing bisnis menyebar fitna, prustasi membuat orang datang ke dukun-dukun ahli sihir. Prustasi membuat hidup menjadi kelam-hitam-legam.
Prustasi yang demikian destruktif sebenarnya hanya berasal dari sebuah 'harapan yang tidak menjadi kenyataan'. Jika manusia kembali menyadari fenomena pedati dengan rodanya, prustasi tentu bisa teratasi. Pedati yang bernama hidup ini tentunya dijalankan oleh Yang Maha Segala. Dia Maha Mengetahui kapan harus membuat bagian roda kita di atas dan Dia juga Maha Mengetahui kapan harus membuat roda kita di bawah. Saat kita bisa mendapatkan apa yang kita harapkan berarti Yang Maha Tahu merestuinya, dan juga ketika harapan kita tidak menjadi kenyataan Yang Maha Tahu merestuinya.
Segala yang terjadi dalam hidup ini sudah direncanakan oleh yang Maha Bijaksana, kebaikan kah atau keburukan yang kita terima sudah ada catatannya di atas sana. Sebagai manusia kita tinggal berusaha menggapai apa yang kita inginkan, selebihnya kita serahkan kepada Yang Maha Tahu. Wallahu a'lam bishowab
Hidup bagai roda pedati begitu orang bijak berucap, kadang kita di atas dan terkadang juga kita meluncur ke bawah. Selama pedati masih berjalan, roda akan tetap berputar dan selama itu pula perubahan akan terjadi. Semua manusia tentunya menginginkan bahagia (orang bilang bahagia itu mendapatkan apa yang diharapkan). Kebahagiaan menjadi sebuah tanjung harapan bagi manusia (oleh karena itu semua orang berusaha membuat impian, merancang rencana dan melaksanakan agenda kerja).
Sekian juta tahun hidup telah memberi pesan gamblang kepada manusia bahwa, dari sekian banyak harapan hanya akan ada beberapa yang menjadi kepunyaan, dari sekian banyak impian hanya akan ada beberapa yang menghuni genggaman, dari sekian banyak cita-cita hanya akan ada beberapa yang nyata.Namun sayang pelajaran yang diulang berjuta kali itu masih belum mampu mengetuk hati manusia. Manusia masih terus dirudung duka, manusia masih terus kecewa, manusia masih terus menderita.
Penderitaan manusia selalu berasal dari harapan yang tidak menjadi kenyataan. Saat menyadari dirinya tidak seperti apa yang dilihat dalam mimpi, manusia mulai mengeluh. Saat menyadari miliknya tidak sebanyak yang ada dalam khayalan, manusia mulai gelisah. Saat menyadari prestasinya tidak segemilang dalam bayanganan, manusia mulai kecewa. Saat apa yang dia harapkan berada dalam orang lain, manusia mulai marah. Saat apa yang dia cita-citakan masuk ke dalam genggaman orang lain, manusia mulai menyerang. Saat melihat orang lain memiliki segala yang dia ingin miliki, manusia mulai prustasi.
Dalam lingkar prustasi segala kebaikan menjadi semu, semua yang kanan menjadi tidak menarik, hal-hal yang berbau putih sengaja ditinggalkan. Prustasi membawa manusia ke jurang terjal bernama 'nekat'.
Saat nekat menjadi tumpuan maka segala macam kejahatan menjadi jalan keluar. Prustasi membuat seorang pembantu membunuh majikannya, prustasi membuat istri meracuni suaminya, prustasi membuat mantan kekasih mengguna-guna wanita idamannya, prustasi membuat pesaing bisnis menyebar fitna, prustasi membuat orang datang ke dukun-dukun ahli sihir. Prustasi membuat hidup menjadi kelam-hitam-legam.
Prustasi yang demikian destruktif sebenarnya hanya berasal dari sebuah 'harapan yang tidak menjadi kenyataan'. Jika manusia kembali menyadari fenomena pedati dengan rodanya, prustasi tentu bisa teratasi. Pedati yang bernama hidup ini tentunya dijalankan oleh Yang Maha Segala. Dia Maha Mengetahui kapan harus membuat bagian roda kita di atas dan Dia juga Maha Mengetahui kapan harus membuat roda kita di bawah. Saat kita bisa mendapatkan apa yang kita harapkan berarti Yang Maha Tahu merestuinya, dan juga ketika harapan kita tidak menjadi kenyataan Yang Maha Tahu merestuinya.
Segala yang terjadi dalam hidup ini sudah direncanakan oleh yang Maha Bijaksana, kebaikan kah atau keburukan yang kita terima sudah ada catatannya di atas sana. Sebagai manusia kita tinggal berusaha menggapai apa yang kita inginkan, selebihnya kita serahkan kepada Yang Maha Tahu. Wallahu a'lam bishowab
Tidak ada komentar :
Posting Komentar